Rabu, 13 November 2013

I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kita tahu bahwa semua makhluk hidup membutuhkan nutrient untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Nutrien merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-komponen seluler baru dan untuk menghasilkan energy yang cdibutuhkan dalam proses kehidupan sel. Untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam medium, maka diperlukan syarat tertentu yang diantaranya bahwa didalam medium harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba kemudian susunan makanannya, tekanan osmosis, derajar, keasaman (pH), temperature, sterilisasi (Stainer,1982).

Kolilie Kie
(Maluku Utara)


Kololi Kie adalah kegiatan ritual masyarakat tradisional untuk mengitari atau mengililingi gunung Gamalama sambil menziarahi beberapa makam keramat yang ada di sekeliling pulau kecil. ritual adat kololi kie ini memiliki makna ganda selain merupakan tradisi yg selalu dilakukan leluhur jaman dahulu untuk menjiarahi beberapa tempat yang dianggap keramat juga merupakan upaya untuk menjauhkan masyarakat Ternate dari berbagai ancaman bencana dari gunung berapi Gamalama tersebut. Hal seperti ini juga terjadi di beberapa gunung di pulau Jawa, Sumatera dan tempat lain di nusantara ini. Ritual kololi kie ini sudah dilakukan oleh masyarakat Ternate sejak ratusan tahun lalu. Ritual adat ini merupakan salah satu dari dua ritual tertua yang dianggap satu paket, yakni ritual “Fere Kie” yaitu kegiatan ritual naik ke puncak gunung Gamalama untuk berziarah. Tradisi ritual adat kololi kie ini, jika dilihat dari sisi “route” yang dilalui, maka terdapat dua jalur yang bisa dilalui, yaitu; melalui jalur laut dan melalui jalur darat.

TAMAIK KAJI
(Upacara Adat Budaya Minang Kabau, Provinsi  Sumatera Barat)

Gambar Perayaan Tamaik Haji

Merayakan Tamaik Kaji (khatam Al-Quran) adalah salah satu upacara adat Minang Kabau, khususnya daerah  Kabupaten Pasaman Barat Provinsi  Sumatera Barat Indonesia. Tamaik kaji (khatam Qur’an) diadakan bila seorang anak yang telah mengaji di surau sebelumnya tamat membaca Al-Qur’an. Acara diadakan di rumah ibu si anak atau di surau/masjid tempat anak itu mengaji. Si anak disuruh membaca Al-Qur’an dihadapan seluruh orang yang hadir, dilanjutkan dengan makan bersama.  Selain itu, Tamaik kaji juga  merupakan salah satu bentuk rasa syukur penduduk karena telah tadarus di masjid atau mushalla sampai khatam (menamatkan) Al-Quran selama bulan ramadhan. Tadarus dilakukan pada malam dan shubuh bersama-sama. Jika tadarus, malam hari selalu ada jamaah shalat tarawih yang membawa makanan untuk yang tadarus. Perayaannya diadakan pada malam terakhir ramadhan, biasanya antara malam 25 sampai malam 29 ramadhan.