Rabu, 13 November 2013

Kolilie Kie
(Maluku Utara)


Kololi Kie adalah kegiatan ritual masyarakat tradisional untuk mengitari atau mengililingi gunung Gamalama sambil menziarahi beberapa makam keramat yang ada di sekeliling pulau kecil. ritual adat kololi kie ini memiliki makna ganda selain merupakan tradisi yg selalu dilakukan leluhur jaman dahulu untuk menjiarahi beberapa tempat yang dianggap keramat juga merupakan upaya untuk menjauhkan masyarakat Ternate dari berbagai ancaman bencana dari gunung berapi Gamalama tersebut. Hal seperti ini juga terjadi di beberapa gunung di pulau Jawa, Sumatera dan tempat lain di nusantara ini. Ritual kololi kie ini sudah dilakukan oleh masyarakat Ternate sejak ratusan tahun lalu. Ritual adat ini merupakan salah satu dari dua ritual tertua yang dianggap satu paket, yakni ritual “Fere Kie” yaitu kegiatan ritual naik ke puncak gunung Gamalama untuk berziarah. Tradisi ritual adat kololi kie ini, jika dilihat dari sisi “route” yang dilalui, maka terdapat dua jalur yang bisa dilalui, yaitu; melalui jalur laut dan melalui jalur darat.


Untuk jalur darat: Kololi kie toma nyiha (sering disebut juga nyiho) biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu; dengan menggunakan kendaraan (mobil atau motor) dan dengan berjalan kaki, tapi yang terakhir ini sudah jarang diklakukan lagi.           
Ritual adat kololi kie ini merupakan suatu kegiatan “napak tilas” dari sejarah proses kedatangan dan berlabuhnya tokoh legendaris “Maulana Sayyidinaa Syekh Djaffar Shaddiq” sang pembawa agama Islam pertama kali ke pulau Ternate ini dan kemudian menyebarkan siar Islam ke seluruh jazirah Maluku bagian utara. Sebagaimana yang diyakini oleh masyarakat setempat menurut legenda yang ada bahwa sebelum tokoh ini mendaratkan perahunya di pulau Ternate, beliau terlebih dahulu mengitari pulau ini untuk melihat situasi sekaligus mencari tempat yang pantas untuk berlabuh. Akhirnya “Ake Sibu” atau yang sekarang dikenal “Ake Rica” yang berada di desa / kelurahan Ruwa saat ini, adalah tempat yang dipilih untuk berlabuh ketika itu. - See more at: http://iannnews.com/ensiklopedia.php?page=budaya&prov=18&kota=276&id=149#sthash.


0 komentar :

Posting Komentar